MAKASSAR– Ketinggian banjir yang menggenangi permukiman warga di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, perlahan mulai surut kemarin.
Kendati demikian, sebagian besar warga yang mengungsi ke rumah kerabat atau masjidmasjid terdekat belum seluruhnya bisa kembali lantaran pada beberapa titik, ketinggian air masih mencapai 1 meter. Meski hujan tidak turun dalam dua hari terakhir, air setinggi perut orang dewasa masih menggenangipermukimanwargadiJalan Swadaya Mas dan Toa Daeng, Kelurahan Batua, Manggala.
Namun situasi kemarin lebih baik dibanding ketinggian air satu hari sebelumnya yang mencapai 2 meter pada titik terdalam. Separuh dari sekitar 370 rumah yang sebelumnya terendam di kawasan ini sudah kering dari banjir. “Dibanding kemarin pagi, air sudah surut 1 meter. Kalau nanti malam sampai besok (hari ini) tidak hujan, mungkin warga sudah bisa kembali dan bersih-bersih rumah,” kata seorang korban banjir Jalan Swadaya, Rahim Kulle saat ditemui di lokasi pengungsian, kemarin.
Rahim bersama istri dan tiga anaknya, termasuk putranya yang masih berusia 7 bulan, terpaksa mengungsi karena rumah panggung miliknya terendam. “Kami tinggal di rumah panggung, namun airnya sudah terlalu tinggi dan sudah naik dilantai,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh harian ini. Korban banjir di Jalan Swadaya dan Toa Daeng sebanyak 370 kepala keluarga (KK).
Sebanyak 289 KK mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga, sedangkan 81 KK dievakuasi ke Masjid At-Toyyibah. Di antara pengungsi, terdapat 12 balita. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kota Makassar telah membuka dapur umum di lokasi ini. Adapun gabungan tim Search and Rescue (SAR), PMI, Tagana siaga di lapangan. Demikian juga yang dilakukan Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Makassar, Tim Bantuan Medis Unhas dan Universitas Muslim Indonesia.
“Untuk saat ini logistik masih masih ada, tadi siang sampai nanti malam pengungsi diberikan nasi dos. Banyak juga stok beras, lauk pauk dan makanan instan dari Dinas Sosial dan sumbangan,” kata Koordinator Lapangan Tanggap Bencana Makassar, Rahmat Cimot. Sementara, lebih dari 100 KK pengungsi korban banjir di Kompleks Kodam III Kelurahan Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya juga masih bertahan di Masjid Masjid Nurul Iksan. Air yang merendam rumah warga juga masih setinggi sekitar 1 meter.
“Air di perumahan Kodam III agak lama turun. Hanya turun sekitar 15 centi. Mungkin karena wilayah itu pertemuan buangan air dari Kabupaten Gowa dan Maros,” lanjut Cimot. Menurut dia, puluhan perahu karet disiagakan di titik-titik banjir di Makassar temasuk lima unit milik BPBD, dua unit dari Dinas Sosial, satu unit dari PMI. Belum termasuk perahu karet dari Basarnas dan organisasi SAR lainnya.
Air yang mulai merendam rumah warga di Kelurahan Batua sejak sepekan lalu mengakibatkan beberapa warga terkena penyakit gatal-gatal, batuk, dan demam. Tim medis di posko kesehatan sudah memeriksa kesehatan seluruh korban banjir. “Petugas medis telah melakukan pemeriksaan kepada seluruh korban banjir. Belum ada korban banjir yang kesehatannya menghawatirkan, belum ada yang diare. Ini karena pasokan air bersih cukup bagus,” kata anggota Tim Bantuan Medis (TBM) Calcaneus Unhas, Andi Sri Wulandari.
Camat Biringkanaya, Andi Syahrum Makkuradde mengemukakan, banjir mengakibatkan 300 KK warga di Kelurahan Paccerakkang mengungsi. “Namun sudah banyak kembali ke rumah saat air surut,” jelasnya. Kepala BPBD Makassar, Muhammad Ismounandar mengemukakan, titik banjir paling parah di Makassar ada di Jalan Swadaya, Kodam III, dan Kampung Bontoa Manggala.
Korban banjir di Bontoa umumnya santri Pondok Pesantren Wahdah Islamwiyah yang sudah dijemput orang tua masing-masing. “Kalau Kampung Romang Tangaya Manggala memang menjadi langganan banjir, biar bukan musim hujan. Di sana ada sekitar 50 rumah. Namun sampai saat ini belum ada warga yang meminta dievakuasi,” jelasnya.
Sedangkan di Blok 10 dan Blok 8 Perumnas Antang disebut masih aman dan tidak separah saat banjir terjadi pada Januari 2013. Ismounandar mengemukakan, beluma ada warga Blok 10 dan 8 yang mengungsi karena banjir. Menurut dia, air cepat meluap di Kelurahan Tamangapa, Antang dan Manggala karena satu-satunya saluran pembuangan air di Jalan Inspeksi PAM Nipa-nipa terlalu kecil.
“Sehingga volume air tidak bisa keluar. Salurannya mesti diperlebar,” jelasnya. Dia juga mengingatkan kepada seluruh warga Makassar tetap waspada. Mengingat, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah VI Makassar memprediksi hujan lebih deras akan terjadi pada Januari 2014. supyan umar
Sumber : http://koran-sindo.com/node/354521
No comments:
Post a Comment