Masjid, Gereja, & Sekolah di Magelang Jadi Kantong Pengungsi Merapi

Magelang - Pengungsi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akibat letusan Gunung Merapi membludak. Akibatnya, mushola, masjid, geraja, sekolah di wilayah tersebut menjadi kantong-kantong pengungsi.

"Kalau mushola di Desa Sedayu difungsikan oleh warga sendiri yang tadinya merupakan seorang kaum (pejabat urusan agama/modin-red). Mereka biasanya tidur di mushola dan masjid di sekitar kampung itu," tegas Suhadi (48) warga Desa Sedayu, Kecamatan Dukun, Magelang Jumat (5/11/2010).

Sedayu adalah salah satu desa di Kecamatan Muntilan. Ia mengatakan, di Muntilan sejumlah Gereja yang sekaligus sekolahan Vanlith, juga difungsikan sebagai kantong pengungsian sementara.

Selain di Vanlith, sekolahan SMK Marsudirini di Jl Sleko, juga difungsikan sebagai lokasi pengungsian. Pengungsi yang ditampung di situ berasal dari desa-desa dengan jarak 12-14 Km dari puncak Gunung Merapi, yakni Desa Banyudono, Desa Banyubiru dan Desa Sukorame.

"Mereka rata-rata dari daerah Desa Ngargosuko, Ngargomulyo, Kemiren, Gemer dan Desa Dukun," katanya.

Memperihatinkan

Berfungsinya mushola, masjid, gereja dan sekolahan sebagai pengungsian karena lokasi sebelumnya sangat memperihatinkan. Di posko Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, sekitar 15 tenda yang dibangun di depan kantor Koramil Salam sudah terancam roboh karena tertimpa hujan abu, lumpur dan pasir.
 Sumarni (44) salah seorang pengungsi dari Desa Ngargosuko menyatakan sangat khawatir dengan kondisi itu. Sebab, banyak anak-anak balita dan manula saat malam hari menangis karena kondisi gelap dan tidak ada penerangan.

Selain itu, di pengungsian sementara di sebelah rumah kantor Bupati di Kecamatan Sawitan, Magelang tepatnya di lapangan Soenardi kondisi menyedihkan juga terjadi.

Dari pantauan detikcom dipengungsian, Fitri (10) seorang anak-anak rela memakan mie instan mentah karena kelaparan dan terlalu lama menunggu selesainya kerja dari dapur umum. "Mau bagaimana lagi mas, nunggu kerja dapur umum anak saya malah kelaparan terpaksa makan apa adanya," tutur Sujiati (45), ibu dari Fitri.

Listrik di seluruh wilayah Kabupaten Magelang padam. Lokasi pengungsian yang baru menggunakan peralatan seadanya dan persediaan genset di Kabupaten Magelang sangat minim.

Sumber :  http://news.detik.com/read/2010/11/05/164343/1487391/10/2/masjid-gereja-sekolah-di-magelang-jadi-kantong-pengungsi-merapi

No comments:

Post a Comment