Pengurangan Resiko Bencana berbasis Masjid
Berikut kami tulis ulang time line Twitter @bantuanDarurat tentang Pengurangan resiko bencana berbasis masjid dengan hastag #PRBmasjid. Nomornya dapat dibaca terbalik dari bawah mulai nomor 20 sampai no 1. Selamat membaca.
1. Berharap program Pengurangan Resiko Bencana berbasis Masjid ini dpt menginspirasi banyak orang utk kembangkan ini di wilayahnya #PRBmasjid
2. Kapan2 akan kultwit ttg hal apa saja yg digagas BADAR dalam Program Pengurangan Resiko Bencana berbasis masjid ini #PRBmasjid
3. Demikian kultwit ttg background BADAR meluncurkan gagasan Pengurangan Resiko bencana Berbasuis Masjid ini. #PRBmasjid
4. Berharap gagasan Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masjid juga dikembangkan oleh lembaga/komunitas lain & juga oleh Pemerintah #PRBmasjid
5. BADAR berharap dapat mendorong sebanyak mungkin program PRB di masjid2 Indonesia #PRBmasjid
6. Masih banyak hal yg menjadi modal sosial mengapa PRB berbasis masjid optimis dapat dikembangkan #PRBmasjid
7. Di masjid ada sejumlah relawan atau aktifis, komunitas spt ini bermanfaat utk kegiatan PRB bagi masy sekitar #PRBmasjid
8. Masjid dengan kegiatan pengajian dan pendekatan agama dapat mengembangkan program trauma healing bagi korban pengungsi #PRBmasjid
9. Masjid juga sering dapat memberi suplai air bersih kepada masy sekitar, dan tempat yg nyaman utk pengungsi #PRBmasjid
10. Oleh sebab itu masjid sudah sering menjadi tempat perlindungan, tempat mengungsi ketika bencana #PRBmasjid
11. Dalam masy yg agamis spt Indonesia anehnya biasanya masyarakat membangun masjid lebih kokoh dan kuat dibanding rumah penduduk. #PRBmasjid
12. Maka dalam kondisi bencana masjid sudah sering dipakai sbg tempat pengungsian #PRBmasjid
13. Masjid juga sdh biasa dipakai sebagai pusat kumpul masyarakat untuk saling menolong dalam kondisi kesulitan #PRBmasjid
14. Jamaah masjid dan masy sekitar masjid dapat daiajk secara partisipatif utk memahami dan peduli pada PRB shg ketahanan meningkat #PRBmasjid
15. Masjid bisa jadi pusat kampenye PRB kpd masyarakat, mulai dari penjelasan hazard, analisis resiko sampai simulasi kebencanaan #PRBmasjid
16. PRB dan menjaga alam agar tidak rusak adalah bagian dari keyakinan masyarakat muslim. #PRBmasjid
17. Kampanye pengurangan resiko bencana dapat dijadwalkan atau disisipkan dalam khutbah atau materi pengajian #PRBmasjid
18. Masjid memiliki pola komunkasi intensif terhadap masyarakat jamaahnya, maka kampanye PRB di masjid bisa sangat efektif. #PRBmasjid
19. Tahun 2014 ini BADAR mendorong & kampanyekan program Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masjid #PRBmasjid http://prbmasjid.blogspot.com/
20. Dengan jumlah masjid dan Musolla sebanyak 600ribu kita bisa selenggarakan program pengurangan resiko bencana berbasis masjid #PRBmasjid
Mukjizat! 6 Masjid ini Tetap Utuh Meski Diterjang Bencana
Masjid
adalah rumah Tuhan yang menjadi tempat untuk beribadah bagi umat muslim di
seluruh dunia. Mungkin karena masjid merupakan tempat suci dan disucikan
sehingga cerita-cerita di luar nalar sering terdengar. Salah satunya adalah
masjid yang selamat dari bencana alam dahsyat yang secara logika seharusnya
masjid di tempat kejadian perkara harus ikut menjadi korban. Penasaran dengan
masjid-masjid yang berhasil lolos dari bencana dahsyat? Berikut ulasannya!
Masjid at Tawhid Haiti
Haiti merupakan salah satu negara di Afrika yang pernah mengalami gempa dahsyat
pada 2010 silam. Ketika gempa terjadi, sejumlah muslim Haiti yang tengah
beristirahat merasakan guncangan keras dan sontak ketakutan. Getaran hebat
tersebut ternyata gempa dahsyat. Hebatnya masjid tersebut tidak ambruk karena
guncangan gempa padahal sejumlah bangunan disekitarnya banyak yang runtuh.
Sungguh keajaiban Yang Maha Kuasa.Masjid al-Ikhlas Lhoknga

Masjid
Baiturrahman Aceh
Masjid berikutnya yang selamat dari serangan air bah maha dahsyat ketika
terjadinya tsunami Aceh ialah Masjid Agung Baiturrahman Aceh. Masjid ini masih
kukuh berdiri sampai saat ini sekalipun air bah yang begitu besar menyerang.
Gelombang air yang ketinggiannya belasan meter tidak sanggup menghancurkan
bangunan masjid. Sampai akhirnya karena bangunan di sekitarnya hancur
berantakan, masjid ini dijadikan tempat penampungan para korban.Masjid Golcuk Turki
Turki
sempat diguncangkan gempa dahsyat pada tahun 1999 silam. Gempa tersebut
menewaskan sebanyak 40 ribu orang dan mencederai 44 ribu orang lainnya. Bukan
hanya banyak korban nyawa yang bergelimpangan, bangunan-bangunan juga banyak
yang hancur karena goyangan gempa. Namun aneh bin ajaib sebuah masjid yang
berdiri di pusat kerusakan malah kokoh berdiri. Menaranya juga masih terlihat
kuat seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Masjid al Fatihah Haiti
Masjid al Fatihah bersamaan dengan
masjid at Tawhid di Haiti merupakan bangunan selamat akibat guncangan gempa
yang pernah mengguncang negara tersebut. Kedua masjid tersebut masih tetap
berdiri sekalipun bangunan-bangunan lainnya di sekitarnya, termasuk istana
kepresidenan Haiti luluh lantak karena gempa.
Masjid Kobe
Masjid Kobe ini merupakan salah satu
tempat keagamaan penting di Jepang. Masjid ini sendiri diresmikan pada tahun
1935 silam sehingga usianya sudah cukup tua. Hebatnya masjid ini sudah bertahan
dari banyaknya gempuran bencana alam seperti banjir, tsunami dan gempa.
Kejadian pertama adalah ketika dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
di mana masjid ini menjadi salah satu bangunan yang tak terpengaruh. Bahkan
ketika Kobe hancur karena adanya gempa dahsyat, masjid ini masih tetap berdiri
dengan kokohnya, hanya ada keretakan-keretakan kecil saja.
Sumber : http://www.infospesial.net/29137/mukjizat-6-masjid-ini-tetap-utuh-meski-diterjang-bencana_6/
Masjid adalah rumah
Tuhan yang menjadi tempat untuk beribadah bagi umat muslim di seluruh
dunia. Mungkin karena masjid merupakan tempat suci dan disucikan
sehingga cerita-cerita di luar nalar sering terdengar.
Salah satunya adalah masjid yang selamat dari bencana alam dahsyat yang
secara logika seharusnya masjid di tempat kejadian perkara harus ikut
menjadi korban.
Penasaran dengan masjid-masjid yang berhasil lolos dari bencana dahsyat?
Berikut ulasannya!
Baca selengkapnya http://www.infospesial.net/29137/mukjizat-6-masjid-ini-tetap-utuh-meski-diterjang-bencana/ /infospesialcom @infospesial
Baca selengkapnya http://www.infospesial.net/29137/mukjizat-6-masjid-ini-tetap-utuh-meski-diterjang-bencana/ /infospesialcom @infospesial
Mengapa Masjid Selamat setiap terjadi Bencana ?
Banyak fakta menunjukkan bahwa masjid selamat dari kejadian bencana yang dahsyat, termasuk beberapa masjid yang ada di Aceh dan sekitarnya karena Masjid adalah rumah milik Allah SWT (baitullah) yang diberkahi, sehingga Allah tidak akan membiarkan hancur seperti tempat umum lain yang tidak diberkahi.
Fenomena demikian tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga bencana yang terjadi di Negara lain seperti di Turki misalnya, ketika terjadi gempa semua bangunan rata dengan tanah, kecuali masjid dan madrasah yang dipergunakan untuk mengajarkan ilmu agama. Ketika Turki barat digoncang gempa hebat th 1999 masjid masjid tetap selamat dan berdiri tegak, gempa yang menghantam propinsi Golkok barat, yang terletak 60 kilometer dari Istanbul Turki dengan jumlah korban yang melampaui lebih dari 6000 orang, ribuan orang terluka dan hilang terkubur di bawah puing-puing.
Aspek Keberkahan.
Fenomena mengapa masjid masjid itu selamat dari bencanan hebat ? Jawabnya : karena tempat itu diberkahi Allah SWT. Berkah artinya diliputi kebaikan, karena banyak dikunjungi untuk ibadah, beramal dan berdzikir yaitu menyebut-nyebut dan memuja muji asma Allah SWT.
Mungkin akan berbeda akibatnya, meskipun itu juga masjid bila tidak difungsikan untuk ibadah dengan baik, masyarakat lingkungan tidak mau memakmurkannya. Karena itu berkah Allah berkaitan erat dengan bagaimana masjid itu difungsikan secara maksimal. Bila suatu masjid diabaikan oleh masyarakat sekitarnya, akan mengurangi keberkahannya, bahkan hilang berkahnya.
Bahkan rumah tinggal yang tidak termasuk masjid, bila diberkahi insya Allah akan diselamatkan dari bencana yang melanda. Tentu saja rumah itu dihuni orang-orang beriman taat yang suka beramal shalih dan digunakan untuk membaca Al Quran, atau berdzikir kepada Aallah.
Tanda bukti kebenaran Islam.
Aspek lain mengapa Allah menyelamatkan masjid dari gempa bumi ? Hal ini bukan karena bangunannya istimewa hingga berbeda dalam standar konstruksi dan desain arsitekturnya, konstrukasinya biasa saja tetapi tetap berdiri kokoh saat gempa hebat melanda hal ini agar menjadi sebuah pesan bahwa agama Islam ini adalah tempat yang aman bagi semua orang yang mau mengimani dan mentaatinya bahkan dengan bahaya yang lebih besar.
Islam adalah agama yang telah dipilih Allah bagi semua manusia sejak diutusnya Nabi Muhammad saw, jika tidak, mengapa Allah membiarkan hancur tempat dan rumah-rumah ibadah selain masjid . Dan juga untuk membantah alasan orang-orang kafir, di hari kiamat, ketika mereka berdalih tidak mau beriman karena tidak pernah mendapat petunjuk kebenaran Islam, dan selamatnya masjid dari kejadian gemba sebagai bukti ayat Allah yang telah ditunjukkan didepan mata , dilaporkan oleh badan-badan dan media cetak maupun elektronik, tetapi hati manusia tetap keras tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka orang-orang kafir itu dihari kiamat kelak tidak mampu berdalih/beralasan.
Pengalaman Gempa Yogya 2006
Seorang anggota majlis Dzikir “Ahlu Dzikri” bernama Pak Panut, tinggal di utara pasar Induk Giwangan. Rumah dia ini rumah istimewa, karena tembok-temboknya dibangun tanpa fondasi sama sekali, orang Jawa bilang “hanya dirolak”, yaitu di gali tidak begitu dalam, diberi pasir, kemudian langsung dipasang batu bata merah dengan semen tanpa memakai besi sebagai fondasinya, banyak tukang batu yang diminta mengerjakan temboknya tetapi menolak karena tidak sesuai dengan konstruksi yang aman.
Akhirnya menemukan orang yang mau mengerjakan, dan rumah tembok sepanjang 16 meter selesai dibangun dan ditempati. Keluarga itu menempati rumahnya dengan aman dan tenteram, hingga terjadi gempa 2006 yang memakan korban meninggal hingga mencapai ribuan orang, demikian juga bangunan-bangunan kuat yang bercor beton bertulang banyak yang jadi puing-puing.
Pagi itu pak Panut baru saja masuk rumah sehabis pulang dari masjid karena lama ia berdzikir sejak bakda subuh hingga menjelang jam 06 00 pagi. Saat gempa dahsyat itu terjadi, ia bertahan di dalam rumahnya yang tanpa fondasi itu sanbil memeluk anaknya yang tidak sempat keluar rumah, ia berkonsentrasi bahkan dengan menahan nafas untuk berdzikir kepada Allah SWT hingga selesai gempa. Alhamdulillah dengan pertolonganNya selamatlah rumahnya tanpa mengalami kerusakan berarti dan tetap ditempati hingga sekarang, hanya saja sekarang sudah diperkuat dengan besi dan beton. Maha terpujilah Allah yang telah memberi kita nikmat Islam.
Sumber : http://darowi.wordpress.com/mengapa-masjid-selamat-setiap-terjadi-bencana/
Kansil Beri Bantuan Nasi untuk Pengungsi Banjir di Masjid Darul Arqam
Manado – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Dr Djouhari Kansil dalam
kunjungannya ke sejumlah posko bencana di Kota Manado, berkesempatan
memberikan bantuan untuk pengungsi di Masjid Darul Arqam Kelurahan
Ternate Tanjung Senin (18/2). Pada kesempatan tersebut Kansil memberikan
bantuan nasi kepada kurang lebih 500 kepala keluarga yang terkena
banjir akibat meluapnya sungai Tondano.
Sebelum memberikan bantuan, Kansil mengunjungi dapur umum yang sudah disiapkan Dinas Sosial Provinsi untuk para pengungsi. Selain nasi, Kansil juga membagikan mie instan yang sudah di proses melalui dapur umum serta lauk pauk lainnya berupa ikan kaleng.
Kansil bersama rombongan diantaranya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Hoyke Makarawung dan Kepala Dinas Sosial Anwar Panawar serta Asisten Administrasi Umum Edwin Silangen SE, MS juga membagi-bagikan bantuan berupa beras satu ton, matras, makanan siap saji, air mineral dan obat-obatan.
“Pemprov Sulut sudah dua hari ini terus memantau situasi bencana yang ada di Kota Manado, bahkan di Sitaro yang juga mengalami bencana terdapat sedikitnya lima korban tiga di antaranya meninggal dunia. Pemprov dalam waktu dekat ini akan memberikan bantuan kepada keluarga korban,” ujar Silangen. (Jrp)
Sumber : http://beritamanado.com/kansil-beri-bantuan-nasi-untuk-pengungsi-banjir-di-masjid-darul-arqam/
Sebelum memberikan bantuan, Kansil mengunjungi dapur umum yang sudah disiapkan Dinas Sosial Provinsi untuk para pengungsi. Selain nasi, Kansil juga membagikan mie instan yang sudah di proses melalui dapur umum serta lauk pauk lainnya berupa ikan kaleng.
Kansil bersama rombongan diantaranya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Hoyke Makarawung dan Kepala Dinas Sosial Anwar Panawar serta Asisten Administrasi Umum Edwin Silangen SE, MS juga membagi-bagikan bantuan berupa beras satu ton, matras, makanan siap saji, air mineral dan obat-obatan.
“Pemprov Sulut sudah dua hari ini terus memantau situasi bencana yang ada di Kota Manado, bahkan di Sitaro yang juga mengalami bencana terdapat sedikitnya lima korban tiga di antaranya meninggal dunia. Pemprov dalam waktu dekat ini akan memberikan bantuan kepada keluarga korban,” ujar Silangen. (Jrp)
Sumber : http://beritamanado.com/kansil-beri-bantuan-nasi-untuk-pengungsi-banjir-di-masjid-darul-arqam/
Pengungsi Bertahan di Masjid
MAKASSAR– Ketinggian banjir yang menggenangi permukiman warga di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, perlahan mulai surut kemarin.
Kendati demikian, sebagian besar warga yang mengungsi ke rumah kerabat atau masjidmasjid terdekat belum seluruhnya bisa kembali lantaran pada beberapa titik, ketinggian air masih mencapai 1 meter. Meski hujan tidak turun dalam dua hari terakhir, air setinggi perut orang dewasa masih menggenangipermukimanwargadiJalan Swadaya Mas dan Toa Daeng, Kelurahan Batua, Manggala.
Namun situasi kemarin lebih baik dibanding ketinggian air satu hari sebelumnya yang mencapai 2 meter pada titik terdalam. Separuh dari sekitar 370 rumah yang sebelumnya terendam di kawasan ini sudah kering dari banjir. “Dibanding kemarin pagi, air sudah surut 1 meter. Kalau nanti malam sampai besok (hari ini) tidak hujan, mungkin warga sudah bisa kembali dan bersih-bersih rumah,” kata seorang korban banjir Jalan Swadaya, Rahim Kulle saat ditemui di lokasi pengungsian, kemarin.
Rahim bersama istri dan tiga anaknya, termasuk putranya yang masih berusia 7 bulan, terpaksa mengungsi karena rumah panggung miliknya terendam. “Kami tinggal di rumah panggung, namun airnya sudah terlalu tinggi dan sudah naik dilantai,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh harian ini. Korban banjir di Jalan Swadaya dan Toa Daeng sebanyak 370 kepala keluarga (KK).
Sebanyak 289 KK mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga, sedangkan 81 KK dievakuasi ke Masjid At-Toyyibah. Di antara pengungsi, terdapat 12 balita. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kota Makassar telah membuka dapur umum di lokasi ini. Adapun gabungan tim Search and Rescue (SAR), PMI, Tagana siaga di lapangan. Demikian juga yang dilakukan Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Makassar, Tim Bantuan Medis Unhas dan Universitas Muslim Indonesia.
“Untuk saat ini logistik masih masih ada, tadi siang sampai nanti malam pengungsi diberikan nasi dos. Banyak juga stok beras, lauk pauk dan makanan instan dari Dinas Sosial dan sumbangan,” kata Koordinator Lapangan Tanggap Bencana Makassar, Rahmat Cimot. Sementara, lebih dari 100 KK pengungsi korban banjir di Kompleks Kodam III Kelurahan Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya juga masih bertahan di Masjid Masjid Nurul Iksan. Air yang merendam rumah warga juga masih setinggi sekitar 1 meter.
“Air di perumahan Kodam III agak lama turun. Hanya turun sekitar 15 centi. Mungkin karena wilayah itu pertemuan buangan air dari Kabupaten Gowa dan Maros,” lanjut Cimot. Menurut dia, puluhan perahu karet disiagakan di titik-titik banjir di Makassar temasuk lima unit milik BPBD, dua unit dari Dinas Sosial, satu unit dari PMI. Belum termasuk perahu karet dari Basarnas dan organisasi SAR lainnya.
Air yang mulai merendam rumah warga di Kelurahan Batua sejak sepekan lalu mengakibatkan beberapa warga terkena penyakit gatal-gatal, batuk, dan demam. Tim medis di posko kesehatan sudah memeriksa kesehatan seluruh korban banjir. “Petugas medis telah melakukan pemeriksaan kepada seluruh korban banjir. Belum ada korban banjir yang kesehatannya menghawatirkan, belum ada yang diare. Ini karena pasokan air bersih cukup bagus,” kata anggota Tim Bantuan Medis (TBM) Calcaneus Unhas, Andi Sri Wulandari.
Camat Biringkanaya, Andi Syahrum Makkuradde mengemukakan, banjir mengakibatkan 300 KK warga di Kelurahan Paccerakkang mengungsi. “Namun sudah banyak kembali ke rumah saat air surut,” jelasnya. Kepala BPBD Makassar, Muhammad Ismounandar mengemukakan, titik banjir paling parah di Makassar ada di Jalan Swadaya, Kodam III, dan Kampung Bontoa Manggala.
Korban banjir di Bontoa umumnya santri Pondok Pesantren Wahdah Islamwiyah yang sudah dijemput orang tua masing-masing. “Kalau Kampung Romang Tangaya Manggala memang menjadi langganan banjir, biar bukan musim hujan. Di sana ada sekitar 50 rumah. Namun sampai saat ini belum ada warga yang meminta dievakuasi,” jelasnya.
Sedangkan di Blok 10 dan Blok 8 Perumnas Antang disebut masih aman dan tidak separah saat banjir terjadi pada Januari 2013. Ismounandar mengemukakan, beluma ada warga Blok 10 dan 8 yang mengungsi karena banjir. Menurut dia, air cepat meluap di Kelurahan Tamangapa, Antang dan Manggala karena satu-satunya saluran pembuangan air di Jalan Inspeksi PAM Nipa-nipa terlalu kecil.
“Sehingga volume air tidak bisa keluar. Salurannya mesti diperlebar,” jelasnya. Dia juga mengingatkan kepada seluruh warga Makassar tetap waspada. Mengingat, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah VI Makassar memprediksi hujan lebih deras akan terjadi pada Januari 2014. supyan umar
Sumber : http://koran-sindo.com/node/354521
38 KK Pengungsi Sinabung Bertahan di Masjid Awaaliyah Payung
Senkom.or.id | Karo -
Pengprov Senkom Mitra Polri meninjau pengungsi Sinabung, 29 November
2013. Tim terdiri dari 6 personil yakni I Wayan Suada, Andriansyah,
Misyadi, Totok Darsono, Sabirin, Ihsan Soleh.
Tim
mendatangi pengungsi yang terdekat dengan kaki gunung Sinabung Senkom
yakni Desa Payung, kec. Payung Kab. Karo. Jarak sinabung dengan desa
payung
hanya 5,4 km.

Tim juga menyerahkan bantuan yang dibawa berupa makanan anak-anak yang terdiri dari beberapa susu kotak dan sosis.
Sumber : http://www.senkom.or.id/2013/12/38-kk-pengungsi-sinabung-bertahan-di.html
Masjid dan sekolah di Aleppo penuh pengungsi
PBB mengatakan sekolah-sekolah dan masjid-masjid di
kota Aleppo Suriah penuh dengan pengungsi yang mencoba menyelamatkan
diri dari pertempuran.
Melissa Fleming, juru bicara badan pengungsi
PBB, UNHCR, mengatakan ribuan penduduk yang ketakutan berlindung dari
pertempuran di masjid, sekolah dan gedung fasilitas umum lain.Berita terkait
Topik terkait
"Ada 32 sekolah di Aleppo dan kami dengar atau saksikan di setiap sekolah terdapat sekitar 250 sampai 300 orang yang berlindung, banyak di antaranya keluarga dengan anak-anak," kata Flemming.
UNHCR juga mengatakan sekitar 7.000 orang berlindung di kampus dan asrama universitas.
Secara keseluruhan kata Flemming, antara 15.000 sampai 18.000 orang mengungsi ke berbagai fasilitas umum.
Pengawas PBB yang di Suriah yang dikerahkan untuk mengawasi gencatan senjata yang tidak diterapkan mengatakan tentara menggunakan helikopter, tank, dan artileri dalam serangan terhadap pemberontak yang menguasai kota dalam serangan yang dimulai tanggal 20 Juli lalu.
Bentrokan memasuki hari keempat
PBB menyerukan kepada kedua belah pihak untuk melindungi warga sipil yang berusaha mengungsi ke berbagai fasilitas umum.Bentrokan antara pasukan pemerintah dan pemberontak di Aleppo ini memasuki hari keempat Selasa (31/07).
Televisi Suriah mengatakan pasukan pemerintah menyebabkan korban besar terhadap 'kelompok teroris' di Aleppo dan juga mengklaim keberhasilan pemerintah di Homs.
Ribuan pengungsi mengalir keluar dari Aleppo, kota perdagangan Suriah.
Sementara itu, Amerika dan Turki sepakat untuk meningkatkan upaya mencapai 'transisi politik' di Suriah.
Rencana transisi ini mencakup mundurnya Presiden Bashar al-Assad, kata Gedung Putih.
Menurut TV Suriah, pasukan pemerintah mengepung beberapa kawasan di Aleppo.
Hari Senin (30/07), TV Suriah melaporkan tentara menguasai daerah Salahedin, salah satu tempat yang dikuasai pemberontak.
Namun para aktivis dan komandan pemberontak menyanggah pasukan pemerintah menguasai kawasan itu.
Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/07/120731_aleppomosques.shtml
Pengungsi di Masjid Attahiriyah Bukit Duri Jaksel Mencapai 2.153 Jiwa
LENSAINDONESIA.COM: Jumlah pengungsi korban
banjir di Masjid Attahiriyah Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan
(Jaksel) sampai saat ini, sudah mencapai 2.153 jiwa. Menurut Koordinator
Recue Himpala Tomi, jumlah tersebut masih bisa bertambah.
“Jika yang di Kelurahan Bukit Duri tidak tertampung maka dibawa kemari. Jadi, kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah, melihat dari kondisi banjir yang tak kunjung surut,” ujar Tomi saat berbincang dengan wartawan, Rabu (16/1/13).
“Sejak semalam sekitar pukul 20.00 WIB pengungsi sudah datang,” tambahnya.
Sampai saat ini sebagian yang bertahan dirumahnya dikarenakan dirumahnya masih ada tingkat sehingga mereka lebih memilih bertahan.@hermawan
“Jika yang di Kelurahan Bukit Duri tidak tertampung maka dibawa kemari. Jadi, kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah, melihat dari kondisi banjir yang tak kunjung surut,” ujar Tomi saat berbincang dengan wartawan, Rabu (16/1/13).
Baca juga: Hujan dua hari, Kota Semarang terendam air setinggi lutut dan Akibat banjir, lima SD di Kwadungan dan Pangkur libur lagi
Lebih
lanjut Tomi mengatakan, Masjid Attahiriyah yang menjadi posko ini sudah
dipenuhi pengungsi sejak malam. Warga yang mengungsi karena banjir
semakin bertambah. Pasalnya ketinggian air makin malam semakin naik
airnya.“Sejak semalam sekitar pukul 20.00 WIB pengungsi sudah datang,” tambahnya.
Sampai saat ini sebagian yang bertahan dirumahnya dikarenakan dirumahnya masih ada tingkat sehingga mereka lebih memilih bertahan.@hermawan
Masjid, Gereja, & Sekolah di Magelang Jadi Kantong Pengungsi Merapi
Magelang - Pengungsi di Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah, akibat letusan Gunung Merapi membludak. Akibatnya, mushola,
masjid, geraja, sekolah di wilayah tersebut menjadi kantong-kantong
pengungsi.
"Kalau mushola di Desa Sedayu difungsikan oleh warga sendiri yang tadinya merupakan seorang kaum (pejabat urusan agama/modin-red). Mereka biasanya tidur di mushola dan masjid di sekitar kampung itu," tegas Suhadi (48) warga Desa Sedayu, Kecamatan Dukun, Magelang Jumat (5/11/2010).
Sedayu adalah salah satu desa di Kecamatan Muntilan. Ia mengatakan, di Muntilan sejumlah Gereja yang sekaligus sekolahan Vanlith, juga difungsikan sebagai kantong pengungsian sementara.
Selain di Vanlith, sekolahan SMK Marsudirini di Jl Sleko, juga difungsikan sebagai lokasi pengungsian. Pengungsi yang ditampung di situ berasal dari desa-desa dengan jarak 12-14 Km dari puncak Gunung Merapi, yakni Desa Banyudono, Desa Banyubiru dan Desa Sukorame.
"Mereka rata-rata dari daerah Desa Ngargosuko, Ngargomulyo, Kemiren, Gemer dan Desa Dukun," katanya.
Memperihatinkan
Berfungsinya mushola, masjid, gereja dan sekolahan sebagai pengungsian karena lokasi sebelumnya sangat memperihatinkan. Di posko Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, sekitar 15 tenda yang dibangun di depan kantor Koramil Salam sudah terancam roboh karena tertimpa hujan abu, lumpur dan pasir.
Sumarni (44) salah seorang pengungsi dari Desa Ngargosuko menyatakan sangat khawatir dengan kondisi itu. Sebab, banyak anak-anak balita dan manula saat malam hari menangis karena kondisi gelap dan tidak ada penerangan.
Selain itu, di pengungsian sementara di sebelah rumah kantor Bupati di Kecamatan Sawitan, Magelang tepatnya di lapangan Soenardi kondisi menyedihkan juga terjadi.
Dari pantauan detikcom dipengungsian, Fitri (10) seorang anak-anak rela memakan mie instan mentah karena kelaparan dan terlalu lama menunggu selesainya kerja dari dapur umum. "Mau bagaimana lagi mas, nunggu kerja dapur umum anak saya malah kelaparan terpaksa makan apa adanya," tutur Sujiati (45), ibu dari Fitri.
Listrik di seluruh wilayah Kabupaten Magelang padam. Lokasi pengungsian yang baru menggunakan peralatan seadanya dan persediaan genset di Kabupaten Magelang sangat minim.
Sumber : http://news.detik.com/read/2010/11/05/164343/1487391/10/2/masjid-gereja-sekolah-di-magelang-jadi-kantong-pengungsi-merapi
"Kalau mushola di Desa Sedayu difungsikan oleh warga sendiri yang tadinya merupakan seorang kaum (pejabat urusan agama/modin-red). Mereka biasanya tidur di mushola dan masjid di sekitar kampung itu," tegas Suhadi (48) warga Desa Sedayu, Kecamatan Dukun, Magelang Jumat (5/11/2010).
Sedayu adalah salah satu desa di Kecamatan Muntilan. Ia mengatakan, di Muntilan sejumlah Gereja yang sekaligus sekolahan Vanlith, juga difungsikan sebagai kantong pengungsian sementara.
Selain di Vanlith, sekolahan SMK Marsudirini di Jl Sleko, juga difungsikan sebagai lokasi pengungsian. Pengungsi yang ditampung di situ berasal dari desa-desa dengan jarak 12-14 Km dari puncak Gunung Merapi, yakni Desa Banyudono, Desa Banyubiru dan Desa Sukorame.
"Mereka rata-rata dari daerah Desa Ngargosuko, Ngargomulyo, Kemiren, Gemer dan Desa Dukun," katanya.
Memperihatinkan
Berfungsinya mushola, masjid, gereja dan sekolahan sebagai pengungsian karena lokasi sebelumnya sangat memperihatinkan. Di posko Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, sekitar 15 tenda yang dibangun di depan kantor Koramil Salam sudah terancam roboh karena tertimpa hujan abu, lumpur dan pasir.
Sumarni (44) salah seorang pengungsi dari Desa Ngargosuko menyatakan sangat khawatir dengan kondisi itu. Sebab, banyak anak-anak balita dan manula saat malam hari menangis karena kondisi gelap dan tidak ada penerangan.
Selain itu, di pengungsian sementara di sebelah rumah kantor Bupati di Kecamatan Sawitan, Magelang tepatnya di lapangan Soenardi kondisi menyedihkan juga terjadi.
Dari pantauan detikcom dipengungsian, Fitri (10) seorang anak-anak rela memakan mie instan mentah karena kelaparan dan terlalu lama menunggu selesainya kerja dari dapur umum. "Mau bagaimana lagi mas, nunggu kerja dapur umum anak saya malah kelaparan terpaksa makan apa adanya," tutur Sujiati (45), ibu dari Fitri.
Listrik di seluruh wilayah Kabupaten Magelang padam. Lokasi pengungsian yang baru menggunakan peralatan seadanya dan persediaan genset di Kabupaten Magelang sangat minim.
Sumber : http://news.detik.com/read/2010/11/05/164343/1487391/10/2/masjid-gereja-sekolah-di-magelang-jadi-kantong-pengungsi-merapi
Mengungsi Ke Masjid
Seorang Ibu Di Posko Masjid Agung, Kabanjahe Sedang Memberikan Mie Instan Kepada Anaknya. ( Repro/WSP/Micky Maliki )
TANAH
KARO( Berita ): 5.603 Kepala Keluarga terdiri dari 16.672 jiwa warga
penghuni kaki Gunung Sinabung mengungsi di 30 titik posko seiring
ditetapkannya status gunung itu jadi AWAS. Bahkan, pengungsi memadati
Masjid Agung Kabanjahe.
Informasi yang diperoleh Selasa (26/11), sebelumnya
pengungsi sebanyak 17.713 jiwa atau 5304 KK. Namun, sebagian pengungsi
sudah kembali ke desa masing masing karena desa mereka tidak termasuk
yang direkomendasikan PVMBG untuk mengungsi seperti warga Desa
Tanjungmorawa yang diminta kembali ke desanya.
Para
Pengungsi berasal dari 3 desa diantaranya Desa Sukameriah, Gurukinayan
dan Selandia Lama di Kec Payung, 4 desa di antaranya Desa Berastepu,
Dusun Dusun Sibintun Desa Berastepu, Gambir dan Kuta Tengah Kec Simpang
Empat, 10 desa diantaranya Dusun Lau Kawar Desa Kuta Gugung, Bekerah,
Simacem, Kutarayat ,Sigarang-garang, Naman, Kutambelin,
Kebayaken, Kuta Tonggal dan Sukanalu di Kec Namanteran, dan 5 desa
yakni DesaTigan derket, Mardinding, Temberun, Perbaji dan Kutambaru di
Kec Tiganderket.Sementara 30 titik posko pengungsian berada di Kec.
Kabanjahe, Payung, Berastagi, Tiga Binanga, Sedangkan untuk logistik di
masing masing posko, menurut Humas Jhonson Tarigan masih cukup sampai
dua hari ke depan.
Kepala
Pusat Vukanologi Mitigasi Bencana dan Geologi Jl. Kiras Bangung Desa
Ndokum Siroga Gang Kayu Bakar, Armen Putra kepada Waspada mengatakan,
aktivitas erupsi hingga saat ini hanya terjadi pada pukul 09.26 dengan
ketinggian debu mencapai 1000 meter mengarah ke tenggara dan
selatan.Erupsi diiringi awan panas dan kegempaan sebesar 20 milimeter,
Radius yang harus dikosongkan 5 kilometer. (WSP/c10)
Sumber : http://beritasore.com/2013/11/27/mengungsi-ke-masjid/
Aisyiyah Sumut | Pasca Tanggap Darurat Nasib Pengungsi Harus Jadi Perhatian
KABANJAHE | Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumuatera Utara
(PWASU) meminta perhatian semua pihak untuk mulai memikirkan penanganan
pengungsi pasca tanggap bencana yang akan berakhir 4 Januari 2014
mendatang. Karena masalah ini sama seriusnya dengan pengelolaan
pengungsian itu.
Demikian disampaikan Ketua PW Aisyiyah Sumut Hj Elynita usai menyerahkan bantuan senilai Rp 5 juta untuk pengungsi Erupsi Gunung Sinabung melalui Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Karo Dra Eliwati, di masjid Al-Mukhlisin, Simpang IV, Kabanjahe, Minggu (29/12/2013).
Penyerahan yang disaksikan oleh Ketua Pimpinan Daeah Muhammadiyah Karo, Drs Erwin Tanjung, Pengurus Harian PW Aisyiyah, Asmawita AM LcS MA, Dra Marten Yerni dan Yuniar R Yoga dan Penasehat PW Aisyiyah Dra Rosdiah Lubis.
Muhammadiyah dan Aisyiyah dari berbagai lokasi, naik Wilayah dan Daerah di Sumut sampai Pimpinan Pusat telah memberikan banyak bantuan guna membantu penanganan pengungsi di Karo. Bantuan diserahkan secara bergantian oleh berbagai unsur pimpinan termasuk diantaranya dari Laziswa Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penanganan Pasca Pengungsian
Hj Elynita mengatakan, pasca pengelolaan pengungsian maka warga yang sudah lebih dari 2 bulan meninggalkan rumah dan lahan pertaniannya tentulah menghadapi masalah pysicis yang cukup serius, tidak adanya modal serta rumah serta lahan pertanian yang rusak.
Bila masalah ini tidak dipikirkan sejak kini maka masalah warga yang berdiam diradius 5 Km dari kaki gunung Sinabung dan kini mereka masih di pengungsian akan menjadikan mereka warga yang tidak berpunya lahir dan batin.
Jelas Elynita, pihaknya menyambut baik gagasan Pimpinan Muhammadiyah dan Pimpinan Aisyiyah Karo untuk memikirkan pengelolaan pengungsi pasca tanggap bencana berakhir.
Ide untuk menyediakan bekal hidup dan ketersediaan bibit dan pupuk pertanian adalah gagasan yang sangat menarik. Untuk itu kepada semua donator, khususnya dari warga Muhammadiyah & Aisyiyah, disarankan tidak lagi memberikan natura (makanan) tapi dalam bentuk uang kontan agar dapat dijadikan modal hidup warga dalam mengelola pertanian mereka. “Pengungsi 90 persen adalah petani. Maka masalah bibit, pupuk dan lahan adalah hal utama,” tegas Elynita.
Hal yang sama disampaikan Ketua PD Muhammadiyah Karo Drs Erwin Tanjung dan Ketua PD Aisyiyah Karo Dra Eliwati. Dari dana (uang kontan) yang diterima pihaknya melalui Posko Islamic Center dan Posko Muhammadiyah dapat dijadikian bibit dan pupuk untuk petani.
Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung saat ini masih berada di 31 titik pengungsian. Diantara itu, 5 titik dikelola oleh Masyarajat Muslim, seperti Masjid Agung, Islamic Center (Muhammadiyah), Masjid Istihrar (Berastagi), Masjid Nurul Awaliyah (Payung) dan Masjid Tiga Binanga. Dari 18.000 pengungsi itu, yang bias ditampung di lokasi yang pengelolaannya Islam hanya sekitar 1.500 jiwa, sisanya berada di lokasi-lokasi umum dan gereja.
Untuk lokasi Islamic Center, pengelolaan oleh Pimpinan Muhammadiyah Daerah Karo diserahkan kepada tim dari LPB MDMC Muhammadiyah Karo yang diketuai, Rafli Frayudi. (ucup/B)
Demikian disampaikan Ketua PW Aisyiyah Sumut Hj Elynita usai menyerahkan bantuan senilai Rp 5 juta untuk pengungsi Erupsi Gunung Sinabung melalui Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Karo Dra Eliwati, di masjid Al-Mukhlisin, Simpang IV, Kabanjahe, Minggu (29/12/2013).
Penyerahan yang disaksikan oleh Ketua Pimpinan Daeah Muhammadiyah Karo, Drs Erwin Tanjung, Pengurus Harian PW Aisyiyah, Asmawita AM LcS MA, Dra Marten Yerni dan Yuniar R Yoga dan Penasehat PW Aisyiyah Dra Rosdiah Lubis.
Muhammadiyah dan Aisyiyah dari berbagai lokasi, naik Wilayah dan Daerah di Sumut sampai Pimpinan Pusat telah memberikan banyak bantuan guna membantu penanganan pengungsi di Karo. Bantuan diserahkan secara bergantian oleh berbagai unsur pimpinan termasuk diantaranya dari Laziswa Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penanganan Pasca Pengungsian
Hj Elynita mengatakan, pasca pengelolaan pengungsian maka warga yang sudah lebih dari 2 bulan meninggalkan rumah dan lahan pertaniannya tentulah menghadapi masalah pysicis yang cukup serius, tidak adanya modal serta rumah serta lahan pertanian yang rusak.
Bila masalah ini tidak dipikirkan sejak kini maka masalah warga yang berdiam diradius 5 Km dari kaki gunung Sinabung dan kini mereka masih di pengungsian akan menjadikan mereka warga yang tidak berpunya lahir dan batin.
Jelas Elynita, pihaknya menyambut baik gagasan Pimpinan Muhammadiyah dan Pimpinan Aisyiyah Karo untuk memikirkan pengelolaan pengungsi pasca tanggap bencana berakhir.
Ide untuk menyediakan bekal hidup dan ketersediaan bibit dan pupuk pertanian adalah gagasan yang sangat menarik. Untuk itu kepada semua donator, khususnya dari warga Muhammadiyah & Aisyiyah, disarankan tidak lagi memberikan natura (makanan) tapi dalam bentuk uang kontan agar dapat dijadikan modal hidup warga dalam mengelola pertanian mereka. “Pengungsi 90 persen adalah petani. Maka masalah bibit, pupuk dan lahan adalah hal utama,” tegas Elynita.
Hal yang sama disampaikan Ketua PD Muhammadiyah Karo Drs Erwin Tanjung dan Ketua PD Aisyiyah Karo Dra Eliwati. Dari dana (uang kontan) yang diterima pihaknya melalui Posko Islamic Center dan Posko Muhammadiyah dapat dijadikian bibit dan pupuk untuk petani.
Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung saat ini masih berada di 31 titik pengungsian. Diantara itu, 5 titik dikelola oleh Masyarajat Muslim, seperti Masjid Agung, Islamic Center (Muhammadiyah), Masjid Istihrar (Berastagi), Masjid Nurul Awaliyah (Payung) dan Masjid Tiga Binanga. Dari 18.000 pengungsi itu, yang bias ditampung di lokasi yang pengelolaannya Islam hanya sekitar 1.500 jiwa, sisanya berada di lokasi-lokasi umum dan gereja.
Untuk lokasi Islamic Center, pengelolaan oleh Pimpinan Muhammadiyah Daerah Karo diserahkan kepada tim dari LPB MDMC Muhammadiyah Karo yang diketuai, Rafli Frayudi. (ucup/B)
Gubernur Perintah Masjid Galang Dana Bencana
Gubernur NTB meminta usai Salat Jumat besok, masjid menggalang dana bantuan bencana.
VIVAnews - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengirim bantuan dana senilai Rp150 Juta untuk membantu korban bencana alam baik di Mentawai, Sumatera Barat, maupun Gunung Merapi, Jawa Tengah. Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengatakan bantuan dana itu merupakan bentuk upaya nyata pemerintah NTB dalam membantu korban bencana.
"Sebagai umat beragama kita wajib membantu saudara-saudara kita baik di Mentawai Sumatera Barat maupun korban Gunung Merapi di Jawa Tengah," Kata Zainuddin di Mataram, Kamis 28 Oktober 2010.
Selain mengirim bantuan dana tersebut, pemerintah NTB juga mengimbau semua pihak untuk menggelar penggalangan dana. Bahkan secara khusus dia mengimbau seluruh Masjid di NTB untuk menggalang dana usai menggelar Salat Jum'at. Dana yang berhasil dikumpulkan nantinya akan disalurkan melalui instansi terkait baik Pemda setempat maupun Palang Merah Indonesia.
Korban letusan Gunung Merapi hingga saat mencapai 33 orang. Dari korban tersebut salah seorang diantaranya adalah Redaktur Senior VIVAnews.com Yuniawan Wahyu Nugroho.
Sementara di Kepulauan Mentawai Sumatra Barat jumlah Korban diperkirakan mencapai ratusan orang akibat peristiwa gempa yang disertai tsunami.
Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari dua Pulau yakni Sumbawa dan Lombok juga berpotensi terkena musibah. Bahkan beberapa waktu lalu wilayah NTB juga pernah diguncang gempa, diterpa angin puting-beliung dan terkena banjir. Secara geografis NTB juga termasuk sebagai daerah yang rawan terkena musibah.
Doa untuk Wawan
Sementara itu, ratusan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Mataram menggelar refleksi dan do'a bersama atas wafatnya wartawan senior VIVAnews.com Yuniawan Wahyu Nugroho. Acara do'a bersama yang digelar di Aula Radio Republik Indonesia Mataram diinisiasi oleh kelompok wartawan yang mengatasnamakan diri sebagai Koalisi Wartawan Mataram.
Koordinator Koalisi Wartawan Mataram Nasruddin menjelaskan kegiatan ini bentuk solidaritas sesama profesi. Menurutnya peristiwa meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah yang merenggut lebih dari 30 korban jiwa sangat mengejutkan seluruh rakyat Indonesia. "Ini bentuk solidaritas kita terhadap kawan sesama profesi," kata Nasruddin yang juga wartawan senior RRI di Mataram.
Do'a bersama tersebut lanjut Nasruddin juga disampaikan pada seluruh korban bencana alam baik di Wasior Papua, gempa bumi dan tsunami di Mentawai dan letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah. Selain membaca do'a dan surat Yasin, wartawan se-Kota Mataram juga menggelar tabur bunga sebagai simbol bela sungkawa atas wafatnya Wawan.
Perasaan duka juga terasa
di sekertariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar, Komplek
Maizonet, Makassar. Para jurnalis dari berbagai media sempat berkumpul
dan menggelar tahlilan untuk Wawan. Acara dimulai dengan doa bersama
yang dipimpin oleh Ketua AJI Makassar, Mardiana Rusli. Saat pembacaan
doa, suasana tampak hening dan semua jurnalis tampak tertunduk. Jurnalis
Makassar yang hampir semua mengenakan baju hitam ini mendoakan Wawan.
“Semoga almarhum diterima disisi-Nya serta diampuni dosa-dosa-Nya,” kata
Mardiana Rusli, mengakhiri doanya.
Setelah doa berakhir, jurnalis ini melanjutkan diskusi sebagai rangkaian tahlilan atas meninggalnya pria berusia 42 tahun itu. Para jurnalis ini mengangkat tema tentang safety dan care seorang jurnalis di wilayah bencana. Mereka menghadirkan dua pembicara, yakni aktifis kemanusiaan, M Nawir dan jurnalis dari SUN TV, Sultan.
Menurut Ketua AJI Makassar, Mardiana Rusli, sebagai satu profesi, meninggalnya Wawan saat menjalankan tugas patut menjadi perhatian. Salah satunya adalah tahlilan yang juga sebagai rasa solidaritas terhadap Wawan. “Ini adalah peringatan bagi siapa saja, khususnya jurnalis, bahwa jurnalis selalu terancam pada setiap kondisi apa saja,” tegas Mardiana Rusli, yang juga wartawan antv Makassar ini.
Untuk itu, ia berharap, para jurnalis bisa mengambil hikmah dari meninggalnya Wawan. Dijelaskan Ana, panggilan Mardiana Rusli ini, wartawan harus bisa menggunakan insting pada setiap kondisi yang dihadapi saat menjalankan tugas jurnalistik. Sebab, para jurnalis sering diperhadapkan pada zona tidak nyaman, utamanya pada saat bencana dan konflik.
(Laporan: Edy Gustan, Mataram | Rahmat Zeena, Makassar, umi)
Setelah doa berakhir, jurnalis ini melanjutkan diskusi sebagai rangkaian tahlilan atas meninggalnya pria berusia 42 tahun itu. Para jurnalis ini mengangkat tema tentang safety dan care seorang jurnalis di wilayah bencana. Mereka menghadirkan dua pembicara, yakni aktifis kemanusiaan, M Nawir dan jurnalis dari SUN TV, Sultan.
Menurut Ketua AJI Makassar, Mardiana Rusli, sebagai satu profesi, meninggalnya Wawan saat menjalankan tugas patut menjadi perhatian. Salah satunya adalah tahlilan yang juga sebagai rasa solidaritas terhadap Wawan. “Ini adalah peringatan bagi siapa saja, khususnya jurnalis, bahwa jurnalis selalu terancam pada setiap kondisi apa saja,” tegas Mardiana Rusli, yang juga wartawan antv Makassar ini.
Untuk itu, ia berharap, para jurnalis bisa mengambil hikmah dari meninggalnya Wawan. Dijelaskan Ana, panggilan Mardiana Rusli ini, wartawan harus bisa menggunakan insting pada setiap kondisi yang dihadapi saat menjalankan tugas jurnalistik. Sebab, para jurnalis sering diperhadapkan pada zona tidak nyaman, utamanya pada saat bencana dan konflik.
(Laporan: Edy Gustan, Mataram | Rahmat Zeena, Makassar, umi)
Bantu Pengungsi Sinabung, Muhammadiyah Medan Maksimalkan Donasi Melalui Masjid
Medan- Pimpinan Muhammadiyah Kota Medan, akan melakukan Gerakan Pengumpulan Dana guna membantu Pengungsi Sinabung. Gerakan dilakukan serentak pada kegiatan Shalat Jumat di 98 Masjid Taqwa yang ada di Kota Medan, 10 Januari 2014. Demikian disampaikan Sekretaris PD Muhammadiyah Kota Medan Muhammad Syafii , Selasa (7/1).
Selain pengumpulan dana lewat kegiatan shalat Jumat, pengumpulan lainnya dilakukan untuk satu kali pengajian Cabang dan Ranting Muhammadiyah se-Kota Medan. Pimpinan Cabang dan Ranting akan melakukan pengumpulan di skretariat PDM Kota Medan untuk segera diulakukan penyalurannya ke Karo. Muhammad Syafii mengatakan, dana yang dikumpulkan akan diserahkan kepada Lembaga Penanggulangan Bencana / Muhammadiyah Disaster Management Center Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karo bersama bantuan pendampingan dalam bentuk gerakan dakwah.
Dari Karo dilaporkan saat ini, pengungsian yang dikelola Muhammadiyah Karo berada di dua lokasi, masing-masing di Islamic Center Kabanjahe ada 365 jiwa sedangkan di Masjid Taqwa Kabanjahe ada 36 KK atau 127 jiwa.
Pantauan di lapangan erupsi Sinabung yang menyemburkan debu vulkanik kini menimbulkan penyakit ISPA bagi warga desa-desa di radius 5 km di empat kecamatan seperti Kecamatan Namantran, Payung, Tiga Nderket dan Simpang Empat. Kondisi rumah-rumah warga tertutup debu dan udaranya tercemar. Saat ini, jumlah pengungsi bertambah menjadi 22.000 jiwa yang sebelumnya 21.331.
Kebutuhan pengungsi untuk kebutuhan dasar, dalam seminggu ke depan masih tercukupi. Namun lauk pauk, sayur mayur dan bumbu dapur serta gas yang diperlukan sebagaimana dinyatakan D Ginting. | ans/shd-mpi-su| (mac)
Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-3377-detail-bantu-pengungsi-sinabung-muhammadiyah-medan-maksimalkan-donasi-melalui-masjid.html
Subscribe to:
Posts (Atom)